FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU PENGOMPOSAN
Agar diperoleh hasil pengomposan yang optimal perlu memperhatikan beberapa factor lingkungan yang berpengaruh karena proses ini merupakan proses biologi. Factor yang mempengaruhi laju pengomposan diantaranya ukuran bahan,rasio C/N, kelembabab dan aerasi, temperature, dearajat keasaman, serta mikroorganisme yang terlibat.
ukuran bahan
proses pengomposan akan lebih baik dan cepat bila bahan mentahnya memiliki ukuran yang lebih kecil. Karen aitu, bahan yang ukurannya besar perlu dicacah atau digiling terlebih dulu sehingga ukurannya menjadi lebih kecil.bahan yang lebih kecil akan mudah didekomposisi karena luas permukaannya meningkat dan mempermudah aktivitas mikroorganisme perombak. Namun, ukurannya bahan tersebut jangan terlalu kecil. Ukuran bahan mentah yang terlalu kecil akan menyebabkan rongga udara berkurang sehingga timbunan menjadi lebih mampat dan pasokan oksigen kedalam timbunan akan semakin berkurang. Jika pasokan oksigen berkurang mikroorganisme yang ada didalamnya tidak bisa bekerja secara optimal
Rasio C/N
Rasio C/N merupakan factor paling penting dalam proses pengomposan. Hal ini disebabkan proses pengomposan terantung dari kegiatan mikroorganisme yang membutuhkan karbon sebagai sumber energi dan pembentuk sel, dan nitrogen untuk membentuk sel.
Besarnya nilai C/N tergantung dari jenis sampah. Proses pengomposan yang baik akan menghasilkan rsio C/N yang ideal sebesar 20 – 40, tetapi rasio paling baik adalah 30.
Jika rasio C/n tinggi, aktivitas mikroorganisme akan berkurang. Selain itu diperlukan beberapa siklus mikroorganisme untuk menyelesaikan degradasi bahan kompos sehingga waktu pengomposan akan lebih lama dan kompos yang dihasilkan akan bermutu rendah.
Jika rasio C/N terlalu rendah (kurang dari 30) kelebihan nitrogen (N) yang tidak dipakai oleh mikroorganisme tidak dapat diasimilasi dan akan hilang memlaui volatisasi sebagai ammonia atau terdenitrifikasi.
Table komposisi karbon © dan nitrogen (N) pada beberapa bahan Organik.
Jenis bahan | Rasio C/N (g/g) | Kadar air (%) | Jumlah C (%) | Jumlah N (%) |
Potongan kertas | 20 | 85 | 6 | 0,3 |
Gulma | 19 | 85 | 6 | 0,3 |
Daun | 60 | 40 | 24 | 0,4 |
Kertas | 170 | 10 | 36 | 0,2 |
Limbah buah | 35 | 80 | 8 | 0,2 |
Serbuk gergaji | 450 | 80 | 8 | 0,5 |
Kotoran ayam | 7 | 15 | 34 | 0,08 |
Sekam kandang | 10 | 20 | 30 | 4,3 |
|
|
|
|
|
Jerami padi | 100 | 10 | 25 | 2,5 |
Kotoran sapi | 12 | 50 | 36 | 0,4 |
Urin manusia |
|
|
|
|
Limbah makanan | 15 | 80 | 8 | 0,5 |
Campuran dari beberapa bahan yang disebutkan pada table diatas dapat dihitung nilai rasio C/N –nya dengan contoh perhitungan sebagai berikut.
C/N =( ∑AxgC /100gA) + (∑xgC100gB) + …..
_______________________________
( ∑AxgN/ 100gA) + (∑BxgN/100gB) + …
contoh;
potongan kertas yang dicampur dengan serbuk gergaji dengan perbandingan 12:1 memiliki rasio C/N sebagai berikut:
C/N = (12x6) + (1x34)
_______________
(12x0,3)+(1x0,08
kelembaban dan Aerasi
Mikroorganisme yang berperan dalam pengomposan melakukan aktivitas metabolisme diluar sel tubuhnya. Sementara itu reaksi biokimia yang terjadi dalam selaput airtersebut membutuhkan oksigen dan air. Karena itu dekomposisi bahan organic sangat tergantung dari kelembaban lingkungan dan oksigen yang diperoleh dari rongga udara yang terdapat diabtara partikel bahan yang dikomposkan.
Dekomposisi secara aerobic dapat terjadi pada kelembaban 30 -100% dengan pengadukan yang cukup.
Secara umum, kelembaban yang baik untuk berlangsungnya proses dekomposisi secara aerobic adalah 50 -60 % dengan tingkat terbaik 50 %. Namun sebenarnya kelembaban yang baik pada pengomposan tergantung dari jenis bahan organic yang digunakan dalam campuran bahan kompos. Nilai kelembaban bahan kompos yang ideal untuk beberapa bahan dapat dilihat pada table
Table Kelembaban ideal pengomposan beberapa jenis bahan organic
-
Jenis Bahan
Kelembaban
Jerami
75 – 85
Kayu
75 -90
Kertas
55 – 65
Limbah basah
50 – 60
Sampah kota
55 – 65
Pupuk kandang
55 -65
Kisaran kelembaban kompos yang baik harus dipertahankan karena jika tumpukan bahan terlalu lembab, proses pengomposan akan terjadi lebih lambat.
kelebihan kandungan air akan menutupi rongga udara dalam tumpukan bahan kompos sehingga kadar oksigen yang ada didalam tumpukan bahan kompos akan berkurang (kadar oksigen yang baik 10 – 80% namun jika tumpukan terlalu kering proses proses pengoposan akan terganggu karena mikroorganisme perombak sangat membutuhkan air sebagai tempat hidupnya. Mikroorganisme yang berperan dalam pengomposan memerlukan oksigen. Bahan organic yang ditimbun akan mengalami dekomposisi dengan cepat jika berada dalam keadaan aerob. Aerasi yang tidak seimbang akan menyebabkan bau busuk dari gas yang banyak mengandung belerang.
temperature pengomposan
proses pengomposan akan berjalan dengan baik jika bahan berada dalam temperature yang sesuai untuk pertumbuhan mikroorganisme perombak. Tempertur optimum yang dibutuhkan mikroorganisme untuk merombak bahan adalah 35-55 derajat Celsius. Namun setiap kelompok mikroorganisme memiliki temperature optimum pengomposan merupakan integrasi dari berbagai jenis microorganisme yang terlibat.
Pada pengomposan secara aerobic akan terjadi kenaikan temperature yang cukup cepat selama 3 -5 hari pertama dan temperature tersebut merupakan yang terbaik bagi pertumbuhan microorganisme.pada kisaran temperature ini mikroorganisme dapat tumbuh tiga kali lipat dibandingkan dengan temperature yang kurang dari 55 derajat selsius.selain itu pada temperature tersebut enzim yang dihasilkan juga paling efektif mengurai bahan organic. Penurunan rasio C/N juga dapat berjalan dengan sempurna.
Temperature yang tinggi berperan untuk membunuh mikroorganisme pathogen (bibit penyakit) menetralisir bibit Mycobacterium tuberculosis biasa nya akan rusak pada hari ke 14 pada suhu 65 derajat Celsius. Virus volio akan mati jika berada pada temperature 54 derajar selsius selama 30 menit. Salmonella akan menjadi tidak aktif jika berada pada temperature 60 derajat Celsius pada waktu 60 menit. Ascaris lumbricoides, cacing beracun yang ditemukan pada saluran pencernaan babi akan terbunuh pada temperature 60 derajat selsius dalam waktu 60 meit proetein microorganisme yang mati ini akan digumpalkan. Karena itu keadaan tetemperatur yang tinggi perlu dipertahankan minimum 15 hari berturut turut.
Untuk mempertahankan temperature pengomposan perlu diperhatikan ketinggian tumpukan bahan mentah.
Ketinggian tumpukan yang baik adalah 1 – 1,2 dan tinggi maximum adalah 1,5 – 1,8 m. tumpukan bahan yang terlalu rendah akan membuat bahan lebih cepat kehilangan panas sehingga temperature yang tinggi tidak akan tercapai. Selain itu,microorganisme pathogen tidak akan mati dan proses dekomposisi oleh mikroorganisme termofilik tidak akan tercapai. Jika timbunan yang dibuat terlalu tinggi akan menyebabkan pemadatan pada bahan dan temperature pengomposan menjadi terlalu tinggi.
Pengomposan pada bahan yang memiliki rasio C/N tinggi seperti jerami padi atau jerami gandum peningkatan temperature tidak dapat melebihi 52 derajat Celsius. Keadaan ini menunjukkan bahwa peningkatan temperature juga tergantung dari tipe bahan yang digunakan.
derajat keasaman (pH) Pengomposan
kisaran pH kompos yang optimal adalah 6,0 – 8,0 derajat keasaman bahan pada permulaan pengomposan umumnya asam sampai dengan netral (pH 6,0 – 7,0) derajat keasaman pada awal proses pengomposan akan mengalami penurunan karena sejumlah mikroorganisme yang terlibat dalam pengomposan mengubah bahan organic menjadi asam organic. Pada proses selanjutnya, mikroorganisme, dari jenis yang lain akan mengkonversi asam organic yang telah terbentuk sehingga bahan memiliki derajat keasaman yang tinggi dan mendekati netral.
Seperti factor lainnya derajat keasaman perlu dikontrol selama proses pengomposan berlangsung. Jika derajat keasaman terlalu tinggi atau terlalu basa konsumsi oksigen akan semakin naik dan akan memberikan hasil yang buruk bagilingkungan. Derajat keasaman yang terlalu tinggi juga akan menyebabkan unsure nitrogen dalam bahan kompos berubah menjadi ammonia (NH3) sebaliknya dalam keadaan asam (derajat keasaman rendah) akan menyebabkan sebagian mikroorganisme mati.
Derajat keasaman yang terlalu tinggi dapat diturunkan dengan menambahkan kotoran hewan, urea, atau pupuk nitrogen. Jika derajat keasaman terlalu rendah bisa ditingkatkan dengan menambahkan kapur dan abu dapur kedalam bahan kompos.
Mikroorganisme yang terlibat dalam pengomposan
Mikroorganisme merupakan factor terpenting dalam proses pengomposan karena mikroorganisme ini yang merombak bahan organic menjadi kompos. Beberapa ratus spesies mikroorganisme,terutama bakteri,jamur dan actinoycetes berperan dalam proses dekomposisi bahan organic. Sebagian besar dari mikroorganisme yang melakukan dekomposisi berasal dari bahan organic yang digunakan dan sebagian lagi berasal dari tanah.pengomposan akan berlangsung lama jika jumlah mikroorganisme pada awalnya sedikit. Populasi mikroorganisme selama berlangsungnya perombakan bahan organic akan terus berubah. Mikroorganisme ini dapat diperbanyak dengan menambahkan starter atau activator.
Pada proses pengomposan dikenal adanya inokulan (starter atau activator) yaitu bahan yang terdiri dari enzim, asam humat bahan dan mikroorganisme seperti kultur bakteri.
Berdasarkan kondisi habitatnya, terutama temperature, mikroorganisme yang terlibat dalam pengomposan terdiri dari 2 golongan, yaitu mesofilik dan termofilik. Mikroorganisme mesofilik adalah mikroorganisme yang hidup pada temperature rendah (10 – 45 derajat Celsius) mikroorganismetermofilik adalah mikroorganisme yang hidup pada temperature tinggi (45 – 65 derajat Celsius) pada temperature tumpukan kompos kurang dari 45 proses pengomposan dibantu oleh mesofilik sedangkan ketika temperature tumpukan berada pada 65 organisme yang berperan adalah termofilik.
Dilihat dari fungsinya mikroorganisme mesofilik berfungsi untuk memperkecil ukuran partikel bahan organik sehingga luas permukaan bahan bertambah dan mepercepat pengomposan. Sementara itu, bakteri termofilik yang tumbuh dalam waktu terbatas berfungsi untuk mengkonsumsi karbohidrat dan protein sehingga bahan kompos dapat terdegradasi dengan cepat.
Table standard kualitas kompos asosiasi barak kompos jepang
-
parame ter
standar
Bahan organic
Lebih besar 70%
Total N
Lebih besar 1,2%
Rasio C/N
Lebih kecil 35
P2O5
Lebih besar 0,5%
K2O
Lebih besar 0,3%
pH
5,5 – 7,5
KTK
Lebih besar 70 meq/100g
Uji benih
Dapat diterima
Keterangan:
Uji benih yang dapat diterima benih tomat, mentimun, dan lobak.